Selasa, 26 September 2017

CERITA ASAL MULA DANAU TOBA

Danau Toba di pandang dari Taman Simalem
Danau Toba di pandang dari Taman Simalem

Di wilayah Sumatera Utara hiduplah seorang petani yang sangat rajin bekerja. Ia hidup sendiri sebatang kara. Setiap hari ia bekerja menggarap lading dan mencari ikan dengan tidak mengenal lelah. Hal ini dilakukannya untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Pada suatu hari petani tersebut pergi ke sungai di dekat tempat tinggalnya, ia bermaksud mencari ikan untuk lauknya hari ini. Dengan hanya berbekal sebuah kail, umpan dan tempat ikan, ia pun langsung menuju ke sungai. Setelah sesampainya di sungai, petani tersebut langsung melemparkan kailnya. Sambil menunggu kailnya dimakan ikan, petani tersebut berdoa,“Ya Alloh, semoga aku dapat ikan banyak hari ini”. Beberapa saat setelah berdoa, kail yang dilemparkannya tadi nampak bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani tersebut sangat senang sekali, karena ikan yang didapatkannya sangat besar dan cantik sekali.
Setelah beberapa saat memandangi ikan hasil tangkapannya, petani itu sangat terkejut. Ternyata ikan yang ditangkapnya itu bisa berbicara. “Tolong aku jangan dimakan Pak!! Biarkan aku hidup”, teriak ikan itu. Tanpa banyak Tanya, ikan tangkapannya itu langsung dikembalikan ke dalam air lagi. Setelah mengembalikan ikan ke dalam air, petani itu bertambah terkejut, karena tiba-tiba ikan tersebut berubah menjadi seorang wanita yang sangat cantik.
“Jangan takut Pak, aku tidak akan menyakiti kamu”, kata si ikan. “Siapakah kamu ini? Bukankah kamu seekor ikan?, Tanya petani itu. “Aku adalah seorang putri yang dikutuk, karena melanggar aturan kerajaan”, jawab wanita itu. “Terimakasih engkau sudah membebaskan aku dari kutukan itu, dan sebagai imbalannya aku bersedia kau jadikan istri”, kata wanita itu. Petani itupun setuju. Maka jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul Puteri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat.
Setelah beberapa lama mereka menikah, akhirnya  kebahagiaan Petani dan istrinya bertambah, karena istri Petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Anak mereka tumbuh menjadi anak yang sangat tampan dan kuat, tetapi ada kebiasaan yang membuat heran semua orang. Anak tersebut selalu merasa lapar, dan tidak pernah merasa kenyang. Semua jatah makanan dilahapnya tanpa sisa. Hingga suatu hari anak petani tersebut mendapat tugas dari ibunya untuk mengantarkan makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi tugasnya tidak dipenuhinya. Semua makanan yang seharusnya untuk ayahnya dilahap habis, dan setelah itu dia tertidur di sebuah gubug. Pak tani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Karena tidak tahan menahan lapar, maka ia langsung pulang ke rumah. Di tengah perjalanan pulang, pak tani melihat anaknya sedang tidur di gubug. Petani tersebut langsung membangunkannya. “Hey, bangun!, teriak petani itu. Setelah anaknya terbangun, petani itu langsung menanyakan makanannya. “Mana makanan buat ayah?”, Tanya petani. “Sudah habis kumakan”, jawab si anak. Dengan nada tinggi petani itu langsung memarahi anaknya. "Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri! Dasar anak ikan!," umpat si Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan dari istrinya.

Setelah petani mengucapkan kata-kata tersebut, seketika itu juga anak dan istrinya hilang lenyap tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba.

Dialog Dengan Tuhan


Man      :  Selamat pagi Tuhan, sekiranya Tuhan punya waktu sedikit, aku ingin bertanya.
GOD     : Ooo.. waktuKU adalah KEKEKALAN, tidak ada masalah tentang waktu; Apa pertanyaanmu?
Man      : Thanks GOD...Apa yang paling mengherankan bagiMU tentang kami manusia?
GOD     : Hahaha.. kalian itu makhluk yang aneh.
·         Pertama, suka mencemaskan masa depan, sampai lupa pada apa yang harus diperbuat hari ini.
·         Kedua, kalian hidup seolah-olah tidak bakal mati.
·         Ketiga, kalian cepat bosan sebagai anak-anak dan terburu-buru ingin dewasa; namun setelah dewasa kalian rindu lagi jadi anak-anak : suka bertengkar, ngambek, dan ribut karena soal-soal sepele.
·         Keempat, kalian rela kehilangan kesehatan demi mengejar uang, tetapi membayarnya kembali untuk mengembalikan kesehatan itu. Hal-hal begitulah yang membuat hidup kalian susah.
Man      : Lantas apa nasihat Tuhan agar kami bisa hidup BAHAGIA ?
GOD     : Sebenarnya semua nasihat sudah pernah AKU berikan. Inilah satu lagi keanehan kalian : suka melupakan nasihatKU, Baiklah KU ulangi lagi beberapa yang terpenting.
1.    Kalian harus sadar bahwa mengejar berkat adalah sebuah kesalahan; yang seharusnya kalian lakukan ialah menata diri - memperbesar kapasitas diri agar kalian layak dikucuri berkat. Jadi jangan mengejar berkat, tetapi biarlah berkat yang mengejar kalian.
2.    Ingat : “siapa” yang kalian miliki adalah lebih berharga dari pada “apa” yang kalian punyai. Perbanyaklah teman, kurangi musuh.
3.    Jangan bodoh dengan cemburu dan membandingkan apa yang dimiliki orang lain, melainkan Bersyukurlah dengan apa yang sudah kalian terima. Khususnya, kenalilah talenta dan potensi yang kalian miliki lalu kembangkanlah itu sebaik-baiknya, maka kalian akan menjadi manusia unggul; otomatis berkat yang akan mengejar kalian.
4.    Ingat orang yang disebut kaya bukanlah dia yang berhasil mengumpulkan yang paling banyak, tetapi adalah dia yang paling “sedikit” memakai miliknya, sehingga masih bisa memberikan sebagian dari miliknya kepada sesamanya. Ok ?

Yang terpenting buat kamu pribadi yang sedang membaca ini, bisa mengerti dan bertindaklah sesuai dengan ajaran dan petunjuk-KU . Ingat janji-KU ini : “AKU tidak akan pernah meninggalkanmu”.

Tenaga Super Ibu Rumah Tangga - IRT


Badan boleh cungkring tapi tenaga jangan ditanya hahahaha, itulah kami para Ibu Rumah tangga. Terlihat lemah diluar tapi didalam punya tenaga super. 
1. Gendong anak 24 jam √
2. Ojek (antar jemput anak
3. Koki keluarga.
4. Cuci, gosok 
5. Angkat kasur  
6. Geser lemari  
7. Geser sofa semua yang berat
8. Tukang kebun
9. Malam jadi Guru untuk anak-anak
10. Bangun subuh sebelum anak-anak bangun 
11. Bisa tidur setelah anak beres dan tertidur lelap 
12. Dan lain-lain, silahkan teman-teman tambahkan dikolom komentar biar kumasukkan ke list. hehehe

Ya kalau masih punya baby jangan harap bisa tidur cukup setiap malam. Ini dan itu satu hari rasanya waktu cepat sekali berlalu. Itu pun masih gak tega sama suami, mikir usaha apa ya biar bisa bantu-bantu suami nambah penghasilan.
Yang kami lakukan mungkin tidak terlihat, tidak terasa tapi coba 1 hari aja ibu rumah tangga libur, yang ada seisi rumah kalang kabut. Hahahaha

#Edisi pengen nulis blog , tapi paket sekarat#


Minggu, 24 September 2017

Lapo ni Namborunta boru Pasaribu (Lapo artinya warung)


Model : Yarmiratih Tambunan
Model : Boru Tambunan

Dalam rangka menyongsong program BODT Samosir dan untuk meliput kesiapan ekonomi mikro disana, satu tim liputan sebuah stasiun televisi datang ke sebuah desa dekat Parapat. Mereka menghampiri salah satu warung disana namanya "Lapo ni Namborunta boru Pasaribu Buit Nangge".

Setelah berbasa-basi, sang reporter mewawancarai pemilik lapo tsb namanya Namboru Intan boru Pasaribu, dan camera mulai running.

Rep.: “Namboru, sudah lama buka lapo ini? Apa saja saja (dijual) di lapo ini?”

Namboru: ”Saya mulai membuka lapo ini sejak bapaknya anak-anak meninggal dunia diseruduk kerbau lima tahun lalu. Di sini mah gitu aja, kopi, saksang, arsik, lampet, sayur daun ubi, dll ...”

Rep.: “Sudah lima tahun! Emang margin-nya cukup, sampe bisa bertahan lima tahun? Margin itu keuntungan, Namboru.”
(Sang Reporter menerangkan dengan yakinnya)

Namboru: “Begini. Saya membangun platform bisnis ini karena di sini market-nya memang ada dan belum terpenetrasi oleh jaringan pemodal besar dari kota. Bisnis ini tidak semata-mata untuk meng-capture margin, tapi saya ingin platform ini sebagai anchor of business atau market maker di kampung ini. Saya juga ingin lapo ini jadi semacam marketplace of ideas bagi warga kampung ini.”

(Si Reporter kaget dengan penjelasan Namboru Tiur)
Rep.: “Maksud Namboru ?”

Namboru: “Kan kalo mereka ngumpul, suka ngobrol, sharing informasi lah. Dengan informasi itu saya jadi tahu produk apa saja yang preferable ke depannya.”

(Si Reporter jadi minder)
Rep.: “Ada yang suka ngutang, Namboru?”

Namboru: “Ada. Tapi, salah satu tujuan saya buka lapo, spy bisa men-deliver confidence bagi warga kampung, para petani atau orang-orang yang lewat, mereka tetep bisa makan walau sedang tidak punya uang. Yang penting, mereka bisa survived bekerja, platform ini tetep bisa sustain.”

(Si Reporter mulai berpikir, jangan-jangan namboru Tiur ini temannya Sri Mulyani)
Rep.: “Bagaimana kalau mereka gak bayar?”

Namboru,: “Kalo sampe akhir bulan mereka gak punya duit, biasanya mereka menawarkan skema debt to commodities swap. Bayar pake sayuran, singkong, ubi, pisang, atau apa saja...”

(Si Reporter mulai keder)
Rep.: “Apakah akhir-akhir ini yang belanja ke lapo Namboru berkurang?”

Namboru: “Kata saya mah, purchasing power masyarakat terus tumbuh, tidak melemah seperti yang dikatakan orang-orang di kota. Mungkin pola konsumsinya yang berubah. Katanya untuk Q2 2017 ini ekonomi China tumbuh 6,9%, harusnya itu pertanda baik buat usaha orang-orang di sini...”

(Si Reporter ngebathin: ‘Saya aja gak tahu, Q2 2017 ekonomi China tumbuh 6,9%’, dan mulai kehabisan pertanyaan)

Rep.: “Namboru kenal sama Sri Mulyani?”

Namboru: “Pagawe Kacamatan...? Ya kenal lah, satu grup WA nya kami....!”


Boru batak dilawan...




Menemukan Kembali


Ahok menulis surat daribalik jeruji untuk istrinya yang menjalani 20 tahun pernikahan mereka. Dia berkata: "Satu hal yang aku temukan daribalik jeruji adalah aku menemukan kembali istri dan anakku", aku memiliki waktu kembali tuk memikirkanmu!!, Maaf atas kegilaanku pada pekerjaan dan pengabdian pada Masyarakat!!!
Saya merasa terharu dan terdiam,menemukan bahwa banyak orang mempertaruhkan keluarganya atas nama pekerjaan, pengabdian maupun pelayanan dan lain-lain. Tidak ada kesuksesan yang mampu menutupi kegagalan dalam keluarga. Semua pencapaian diluar akan menjadi sia-sia ketika kita kehilangan keluarga.
Keluarga layak mendapat hal terbaik dariapa yang kita miliki, termasuk waktu dan perhatian, bukan sisa-sisa dariapa yang kita punya. Sebelum terlambat mari kembali pada keluarga, bangun kembali puing-puing yang sudah sempat berserakan, karena surga kecil yang ada dibumi itu namanya keluarga.

Edisi Curhat "Salah saya apa?"


Kronologi kemarin saya dapat telpon dari no 0218110*** dan terjadilah percakapan.


A : Selamat pagi Pak kami dari xxxxxx car protect apakah bapak sehari-hari menggunakan mobil untuk keperluan kerja dan penunjang aktifitas sehari-hari?

B : Pagi mba, betul mba
.

A : Apakah bapak nyetir sendiri?

B : Tidak sudah ada sopirnya
.

A : Apakah mobilnya sudah dilindungi assuransi yang kompeten?

B : Sepertinya sudah nanti saya coba tanyakan lagi.

A : Kira-kira estimasi mobilnya diatas atau dibawah 300jt ?

B : Estimasi harga diatas 1 M mba
.

A : Waaah sayang banget tuh pak kalau mobilnya tidak dilindungi assuransi yang kompeten, kalau terjadi kecelakaan atau kebakaran namanya musibah gak ada yg tau ya pak
.

B : Bener mba sudah banyak kok berita mobil sejenis yang terbakar tanpa sebab.

A : Sepertinya saya bicara dengan orang yang tepat karena sepertinya anda sangat mengerti akan resiko, kalau boleh tau mobil yang biasa bapak gunakan type apa?

A : Trans Jakarta mba
.

B : Ketus bilang SETA* sembari nutup banting telpon
.

Salah saya apa coba???
#bertanya-tanya.
#CeritaLucu

Minggu, 10 September 2017

MALAM RESEPSI

MALAM RESEPSI
ANTON CHEKOV
Adaptasi Bakdi Soemanto

        Panggung melukiskan sebuah ruang tengah yang besar, ada beberapa hiasan-hiasan yang memberikan kesan bakal diselenggarakannya sebuah pesta. Sebuah meja besar dan paling diletakkan di tengah. tampak beberapa tumpukan piring di atasnya.
        Orang hilir mudik, keluar masuk ruangan itu membenah meja. Ada yang meletakkan piring, yang lain masuk mengambil piring itu. Suara musik klasik perlahan-lahan terdengar lewat pengeras suara yang dimainkan dari tape.
01.        Bu Parta : (masuk dan memeriksa). Mbakyu, mbakyu joyo
02.        Bu joyo : (masuk membawa tumpukan). Ada apa, jeng?
03.        Bu parta : Lihat ini. Masak sendok seperti ini ditaruh diatas meja, jangan sembarangan mbakyu
04.        Bu joyo : Bukan saya yang meletakkan disini. Ini pasti si ………
05.        Bu parta : Sudah. Jangan menyalahkan orang lain. Mbakyu kami minta untuk menjaga semuanya. Khususnya meja makan ini, bawa masuk
06.        Bu joyo : Baik, jeng (membawa sendok masuk, tetapi sebelum sampai disisi panggunglik kembali). Jeng mana sopnya mana? Sop buntut apa sop jagung?
07.        Bu parta : Kedua-duanya, mbakyu. Ingat! Pak har direktur perusahaan percetakan offset itu gemar sekali sop buntut
08.        Bu joyo : Tempatnya di ………
09.        Bu parta : Sudah saya sediakan semuanya, mbakyu, cepat bawa kemari, ini sudah pukul 03.00
10.        Nyunin : (masuk dengan langkah tergesa). Bu parta, bram sudah datang
11.        Bu parta : (kaget) Astaga … ini terlalu pagi mestinya nanti kalau direktur itu sudah tiba baru dia muncul. (berpikir sebentar) tapi baiklah, suruh masuk (nyunin exit kepada bu joyo). Ayo cepat mbakyu, jangan blo’on begitu
12.        Bu joyo : Iya… iya… (exit setengah berlari. Ketika bu joyo mau balik lagi, bu parta membentak)
13.        Bu parta : Apa lagi?
14.        Bu joyo : Iya… iya… iya…
15.        Bu parta : Selalu begini, kalau tidak diperintah dengan jelas, tidak jalan. Tidak ada inisiatif sendiri. Ini minta diatur, itu minta pengarahan. Kalau mulai diatur, ngomel, huh………
16.        Bram : (masuk, berdiri diambang panggung, front stage). Selamat sore bu parta
17.        Bu parta (mendengarkan). Aaaaaahhh… kau cakep benar sore ini nak, ayo silahkan kau duduk didalam sana, atau duduk disini
18.        Bram : (mendengarkan). Ah, hebat music itu. Tapi pasti tapenya bukan yang mebggunakan dolbi
19.        Bu parta : Bram!!! Kau ini … Aduj, kepalaku mulai pening. Apakah kau bawa obat gosok buat saya???
20.        Bram : Jangan mengelak bu parta. Aku tahu ibu menjual surat-surat berharga yang ibu janjikan itu, bukan???
21.        Nyunin : (masuk dengan tergesa). Tamu-tamu datang, bu parta, boleh langsung masuk???
22.        Bu parta : Nyunin, suruh mereka tunggu sebentar. Mbakyu, mbakyu, mbakyu, sopnya mana?
(bu joyo masuk membawa sop)
23.        Bu parta : Taruh disini cepat. Sop buntutnya juga!
(Bu joyo exit dan masuk lagi membawa sop buntut, meletakkab di meja, exit lagi)
24.        Bu parta : Nyunin, sekarang bawa tamu-tamu itu masuk …
25.        Bram : Sebentar!!! Jadi setelah selesai pesta saya …
26.        Bu parta : Terlalu kasu bram! Bawa masuk tamu-tamu itu cepat …
(nyunin exit)
27.        Bram : Mencapat ganti yang senilai dengan ………
28.        Tamu P1 : Ya, senilai dengan surat-surat berharga yang dijual itu
29.        Tamu P2 : Tetapi, bagaimana mungkin dia menjual surat-surat berharga itu tanpa berkonsultan dengan … Ah, selamat sore bu parta. (kepada bu parta). Selamat ya, akhirnya dapat juga mempersunting jeng tutty. (kepada bram berjabat tangan)
30.        Tamu P1 : Ya , senilai dengan surat-surat berharga yang dijual itu
31.        Bu parta : Terima kasih, terima kasih, silahkan … oh! (kesamping). Gimana sih mbakyu joyo ini. Mbakyu … minumnya … wah maaf ya. Maklum, baru buat resepsu pertama kali. Jadi, berantakan semuanya
32.        Bu joyo : (masuk dengan diiringin pelayan membawa baki penuh minuman dalam gelas)
33.        Tamu W1 : (masuk lalu member selamat)
34.        Tamu W2 : (masuk lalu member selamat)
35.        Bu parta : Ayo, silahkan. (mereka mengambil minuman)
36.        Tamu W1 : Katanya ibu mengundang seorang direktu muda? Mana?
37.        Bu parta : Jangan khawatir, sebentar dia datang. Mobilnya aduh, bukan main rodanya empat dan masih baru, lho jeng
38.        Tamu W1 : Siapa sih dia?
39.        Tamu W2 : Pokoknya direktur muda dan masih single lagi. Namanya…
40.        Bu parta : Pak Har …
41.        Tamu W2 : Itu , tepat sekali. Har namanya
42.        Tamu W1 : Har …  siapa ya? Jangan-jangan aku kenal dia
43.        Bu parta : Pasti belum, dia pemalu. Dia tak masu menghadiri sembarangan pesta
44.        Tamu P1 : (mendekat). Maaf, bu. Kamar kecil dimana?
45.        Bu parta : Bram, tolong antar tamu ini … ah maaf, mestinya bukan kau pun … pun (pelayan mengantar tamu P1 keluar)
46.        Bram : Jadi bu megundang pak har?
47.        Bu parta : Bener, nak. Satu kehormatan buat kita, bahwa dia bersedia datang. Coba, berapa undangan dia tolak dan menerima undangan kita. Lihat bunga ini dari siapa …
48.        Bram : Tapi, aku benci dia …
49.        Bu parta : Benci dia bagaimana? Ini pesta untuk anakku … oh, mana tutty. Kok malah belum Nampak. Tuuut
50.        Tutty : (dari dalam). Yaaa. Mam
51.        Bu parta : Kau dengar, betapa nyaring suaranya
52.        Bram : Pokoknya aku menolak kehadiran har itu. Bu tahu, berapa kali dia mau menggagalkan rencanaku
53.        Bu parta : Kau piker har siapa? Musuhmu itu kan haryanto, makelar itu
54.        Bram : Yang ibu undang har siapa?
55.        Bu parta : Yang ibu undang dengar. Tuan mahargya, diektur muda percetakn offset mahargya itu tahu?
56.        Bram : Astaga. Ini luar biasa. Wah, hebat
(tutty muncul)
57.        Bu parta : Itu istrimu, sambut dia!
(tamu-tamy menemui tutty dan mengucapkan selamat. Sementara tamu-tamu-sibuk majan, bram mendekati tutty dan menarik tangannya ke front stage)
58.        Bram : Aku tak suka memakai kain, malam ini
59.        Tutty : Aku hanya ikut mau ibu, mas. Kau jangan marah kepadaku.
60.        Bram : Dengar! Sudah sepuluh hari kau jadi istriku. Tapi kita belum tinggan bersama
61.        Tutty : Aku juga tidak suka diperlakukan seperti ini, mas. Tapi gimana? Bagaimana kalau malam ini tinggal bersama setelah pesta usai?
62.        Tamu P2 : Maaf, mengganggu. (setelah mendekati Bram dan Tutty). Dimana kamar kecil?
63.        Tutty : Buuu!
64.        Bu Parta : (mendekat) Minta apa sayang? Sop? Sop buntut, sop jagung…
65.        Bram : (jengkel). Tutty minta sop kamar kecil.
66.        Bu Parta : Itu urusan si pun. Eh, dimana dia? Ah, Nyunin, Nyunin, tolong antar bapak ini kekamar kecil sebelah utara. Jangan lupa menutup pintunya.
67.        Nyunin : Baik, bu Parta (Nyunin dan tamu P2 exit. Bu Parta segera membaur diantara tamu)
68.        Bram : Tapi baiklah. Asal kau tahu saja. Aku tak bisa tinggal disini bersama ibumu kalau kamu tahu, kita pergi dari sini, malam ini juga, bagaimana?
69.        Tutty : Tentu aku suka. Tapi aku mesti minta izin sama mama. Kalau mama boleh kita pergi.
70.        Bu Parta : (mendekati mereka). Begini sayang beberapa tamu ingin melihat tanam-tanaman kita di pot itu, kamu mau ikut?
71.        Tutty : (menggeleng)
72.        Bu Parta : Baiklah. Mari bapak-bapak dan ibu-ibu kita…
73.        Bu Joyo : (masuk terperogoh). Es krimnya, jeng.
74.        Bu Parta : Ya Tuhan, es krim, es krim…
(Pelayan masuk membawa es krim. Bu Parta kembali membaur diantara tamu-tamu)
75.        Bram : Kalau ibu mau mengantar tamu-tamu melihat pot-pot tanaman hias di halaman. Silahkan, kami tidak ikut.
76.        Bu Parta : Kau Tut?
(Tutty menggeleng 4 kali)
77.        Bu Parta : Baiklah. Tapi sementara kami keluar jika mas Mahargya datang langsung saja…
78.        Bram : (memotong) Disuruh melahap sop buntut itu!
79.        Bu Parta : Tepat sekali… dan ….
80.        Bram : Ters ke kamar kecil!! (Bu Parta tersinggung, lalu membawa tamu-tamu keluar, sambil berjalan out of stage, tamu W1 dan W2 sempat menanyakan tentang direktur muda itu)
81.        Bram : Maaf, Tut. Aku tak tahan lagi.
82.        Tutty : aku mengerti, mas. Barang kali nasibku memang malang. Aku tak pernah menduga ibu pernah berkata begitu, maksudku tentang janji surat-surat berharga dan mobil sedan itu. Kalau aku tahu kau menerima kau hanya karena harta itu.
83.        Bram : tidak, tapi… kenapa ibumu mengundang mas mahargya? Benarkah dia mau datang?
84.        Bram : nyunin dan bu jaya sudah berhasil bertemu?
85.        Tutty : katanya belum, tapi nyunin telah memesan parjan agar menemui mas mahargya.
86.        Bram : dan pak parjan sudah ketemu dia?
87.        Tutty : katanya belum. Sebab mas mahargya sangat sibuk dengan bisnisnya. Tetapi pak parjan meminta tolong kepada seorang sahabatnya yang pasti akan berhasil membawa mahargya kemari.
(surat tamu-tamu makin mendekat akan masuk keruang makan)
88.        Bram : (mendesah tiga kali). Ini gila (menengok). Tapi kita keluar saja dari sini kita lanjutkan pembicaraan di sana.
(Bram dan Tutty exit. Tamu-tamu masuk kembali dengan di dahului Bu Parta).
89.        Bu Parta : mari bapak dan ibu-ibu kita…
90.        Tamu W1 : kok mas har belum datang ya?
91.        Bu Parta : sebentar lagi dia pasti datang.
92.        Tamu P1 : Ibu sesungguhnya beruntung karena dia dapat datang. Sebab orang itu luar biasa sibuknya. Tiap hari pergi keluar negeri.
93.        Tamu P2 : katanya malah dia udah beli tiket mau pergi ke bulan.
94.        Tamu W2 : masak? Jangan main-main loh?
95.        Tamu P2 : bener, deh. Mau buka cabang perusahaan di sana.
96.        Tamu P1 : Itu sih Cuma lelucon. Yang terang, dia memang orang yang sangat…
97.        Bu Parta : tapi ngomong-ngomong sebenarnya bisnis mas mahargya itu apa sih, kok hebat benar?
98.        Tamu P2 : dia seorang yang terampil. Apa saja yang ditangannya jadi uang. Hanya sayangnya dia pemalu. Jadi, segala pertimbangan sepertinya.
99.        Bu Parta : apa ada yang mau kopi?
(tamu-tamu mengangguk)
100.    Bu Parta : Mbakyuu, kopi.
(Nyunin masuk)
101.    Bu Parta : Bagaimana?
102.    Nyunin : sedang dalam perjalanan kemari.
103.    Bu Parta : kok lama banget?
104.    Nyunin : kata mas Parjan, tadi di rumahnya ada tamu dari luar negeri. Dan di luar rumahnya tamu-tamu dalam negeri menanti.
(Tamu-tamu mengangguk-mengangguk)
105.    Bu Parta : Tapi, aku tadi sebut orang nama Pak Parjan. Siapa dia?
106.    Nyunin : Teman saya, dia kenal baik dengan pak Mahargya itu.
107.    Bu Parta : Jadi kamu tidak bertemu sendiri?
108.    Nyunin : Bagaimana mungkin?
109.    Tamu P1 : Kenapa kamu tidak minta tolong aku dulu? Lima tahun lalu aku pernah diminta… Sebentar, lima tahun lalu… (mengingat ingat) aku pernah akan diminta mengawasi kerja tukang-tukang bata yang memperbaiki  pagar halamannya.
110.    Tamu P2 : Tapikan nggak jadi.
111.    Tamu P1 : Itu gara-gara… gara-gara anjing mas Mahargya lepas dan aku takut.
112.    Tamu P2 : Kalau aku malah pernah duduk  bersanding dengan dia digedung bioskop. Aku tahu betul bahwa di sampingku pasti mas Mahargya.
113.    Tamu W1 : ganteng sekali?
114.    Tamu P2 : Luar biasa. Caranya duduk saja sangat luar biasa. Apalagi telingannya. Wah… sebab dari samping memang yang jelas telinga dia.
115.    Tamu W2 : Kenapa nggak ngajak bicara dia?
116.    Tamu P2 : dia sedang konsentrasi dengan film itu.
117.    Tamu W1 : apa hidungnya sangat mancung?
118.    Tamu P2 : ya, begitulah kira-kira. Tapi rambutnya, wah…
119.    Tamu W2 : ikal, berombak-ombak
120.    Tamu P2 : sungguh, ooh, tak seorang pun mampu menduga jumlahnya.
(Pelayan masuk membawa baki dengan cangkir-cangkir berisi kopi)
121.    Bu Parta : SIlahkan, lho. Mudah-mudahan sebentar lagi mas mahargya datang katanya dia juga penggemar kopi.
122.    Tamu P1 : tepat sekali!
123.    Tamu P2 : ….
124.    Tamu P1 : kalu dia menyeruput kopi wah luar biasa
125.    Tamu P2 : apalagi cara memegang cangkirnya, sungguh menunjukkan peradabannya yang sangat tinggi.
126.    Seorang lelaki : (gagah, tinggi, berdasi, rapi, suara tegas, lantang) Kulanuwan
127.    Bu Parta : Mas Mahar!
(semua tamu-tamu mendekati dia setelah meletakkan kopi di baki pelayan kembali, pelayan exit. Semua memberikan salam dan berebut menjabat tangannya)
128.    Bu Parta : Tuut, Mas Mahargya datang. Mari, mas, silahkan mas kopi, sop buntut, apa es krim, apa sop jagung, apa pudding nanas, apa bir, apa…..
129.    Seorang lelaki : Sebentar,sebentar,sebentar. Apa ini benar disini rumah ibu Parta yang tengah menyelenggarakan pesta kecil untuk…
130.    Semua : Benar, benar tadi naik apa? Bagaimana tiket ke bulan? Apa bisnis kaus kaki jadi di perluas? Sop buntut masih panas dan seterusnya…
131.    Seorang lelaki : Saya minta maaf atas….
132.    Semua : Tidak apa-apa. Kami gembira bapak datang. Masih ada sop buntut, sop jagung, pudding nanas….
133.    Seorang lelaki : Sebentar saya mau minta izin apakah…..
134.    Semua : Boleh, boleh, boleh, silahkan. Mau perlu apa? Kami siap bantu.
135.    Seorang lelaki : Saya mau ke kamar mandi. Dimana?
(Semua diam sejenak)
136.    Seorang lelaki : Saya mau ke kamar kecil. Dimana? (Bram dan Tutty muncul)
137.    Seorang lelaki : (Menerobos kepungan) wah, selamat, selamat (kepada Tutty). Kenalkan saya Parjan sahabat Bram.
138.    Bram : Maaf bapak-bapak dan ibu-ibu. Ini teman saya Parjan. Dia terlambat gara-gara menemui mas Mahargya tetapi gagal rupanya (mendekati Tutty) kami dinikahkan biasa saja. Tidak usah mengundang orang yang sangat penting yang terlalu sibuk.
(Semua terdiam Bram tersenyum melanjutkan bicara mendekap lebih erat)
139.    Bram : Kepada bu Parta, ibu mertua, malam ini kami mohon pergi membawa Tutty bersama kami.
140.    Tutty : (mendekap bu Parta) Maafkan Tutty bu….

141.    Bu Parta : Maafkan ibu, Tut… (lampu mati)